24 Mar 2014

( Tugas 2 ) Pemeriksan Protein Urine


I. PENDAHULUAN
         Mengingat pemeriksaan reduksi urine ini paling banyak mendeteksi gula dalam urine, maka perlu kiranya teori tentang gula diurine disinggung. Gula yang biasa terdeteksi melalui pemeriksaan urine adalah glukosa, maka adanya glukosa dalam urine disebut Glukosuria.

A.    Penyebab terjadinya glukosuria adalah
a.       Kadar glukosa darah ( khususnya darah arteri yang sampai pada glomerulus )
b.      Daya filtrasi ginjal terhadap glukosa
·         Besarnya daya filtrasi ginjal terhadap glokosa ± 140 – 160 mg% ( untukmaterial darah )
·         Untuk material plasma 170 mg%
c.       Daya reabsorbsi tubulus ginjal
Besarnya daya reabsorbsi 300 – 400 mg/dl, tetapi hal ini juga dipengaruhi dieresis ( banyaknya volume urine yang dikeluarkan )

B.     Macam – macam glukosuria
a.       Glukosuria tanpa hiperglikemi
Artinya : adanya glukosa dalam urine lebih dari normal, tetapi kadar glukosa dalam darah normal.
Contoh penyakit :
·         Renal glukosuria
·         Glukosuria pada ibu hamil
·         Glukosuria alimentair
·         Glukosuria pada syndrome FAneoni
b.      Glukosuria dengan hiperglikemi
Artinya : adanya glukosa dalam urine lebih dari normal, disertai peningkatan kadar glukosa dalam darah.
Contoh penyakit :
·         Diabetes mellitus
·         Penyakit hepar
·         Asidosis 

C.     Syarat pemeriksaan reduksi
a.       Urine segar
Alasanya : jika urine lama maka bakteri akan berkembangbiak sehingga glukosa dalam urine akan dirubah menjadi asam pyruvat dan asam laktat, maka hasil menjadi (-) palsu.
b.      Urine Jernih
Alasanya : jika urine keruh maka menyebabkan hasil (+) palsu, karena yang dibaca adalah kekeruhan / endapan yang berwarna.
c.       Urine tidak mengandung protein tinggi
Alasannya : protein yang tinggi akan mereduksireagen pada pemeriksaan ini sehingga hasil (+) palsu
d.      Perbandingan reagen dengan urine harus sesuai.
e.       Pemanasan urine harus mendidih betul

D.    Pemeriksaan Reduksi
Ada beberapa macam metode pemeriksaan reduksi
a.       Bersifat spesifik ( bisanya reaksinya enzimatik ), contoh :
·         Test Tape
·         Test B.M
·         Test Clinistix
·         Gala test
b.      Bersifat non spesifik, contoh :
·         Test Benedict
·         Test Fehling
·         Test Nylander
·         Clinis test
         
II. PRAKTIKUM
Disini saya akan menguraikan cara pemeriksaan reduksi urine dengan metode Benedict dah Fehling. 

A.    Metode Benedict
a.        Tujuan Pemeriksaan :
Untuk menentukan adanya glukose dalam urin secara semi kuantitatif
b.        Prinsip Pemeriksaan :
Gukosa dapat mereduksi kupri dalam reagen benedict dalam larutan alkalis sehingga terjadi perubahan warna, dengan melihat warna yang terjadi dapat di perkirakan kadar glukosa dalam urin
c.        Bahan Pemeriksaan :
Urine segar
d.        Alat dan Reagen :
·           Alat      : Tabung reaksi, pipet, penangas air / lampu spiritus, penjepit tabung
·           Reagen : Reagen Benedict
e.       Cara Pemeriksaan :
·           Masukkan 5ml atau 2,5ml reagen benedict kedalam tabung reaksi
·           Teteskan 8 tetes urin kedalamnya (untuk 5ml reagen) atau 4 tetes urin (untuk 2,5ml reagen)
·           Masukkan tabung ke dalam penangas air selama 5 menit atau panaskan di tas nyala lampu api spiritus sampai terbentyk gelembung
·           Angkat dan kocok isi tabung lalu di dinginkan
·           Setelah dingin, baca hasil reaksinya dengan terlebih dahulu mengosok isi tabung
f.        Pelaporan Hasil Pemeriksaan :
·           Negatif (-) : bila larutan tetap berwarna biru jernih atau sedikit kehijau-hijauan dan agak keruh
·           Positif (+)  : bila larutan berwarnahijau kekuning-kuningan dan keruh, kadar glukosa 0,5-1gr%
·           Positif (+ +)    : bila larutan berwarna kuning keruh, kadar glukosa 1-1,5 gr%
·           Positif (+ + +) : bila warna larutan jingga atau warna lumpur keruh, kadar glukosa 2-3,5gr%
·           Positif (++++) : bila wana merah keruh, kadar glukosa >3,5 gr%




B.     Metode Fehling
a.      Tujuan
Untuk memeriksa adanya kandungan glukosa dalam sampel urine.
b.      Prinsip Pemeriksaan
Dalam suasana alkali, glukosa mereduksi kupri menjadi kupro kemudian membentuk Cu2O yang mengendap dan berwarna merah. Intensitas warna merah dari ini secara kasar menunjukkan kadar glukosa dalam urine yang diperiksa.
c.      Alat dan Bahan
·         Alat : Tabung reaksi, api bunsen, pipet volume, Ball filler
·         Bahan : Sampel urine, Reagen Fehling A dan Fehling B
d.     Cara Kerja
·         Dipipet 1 ml fehling A dan Fehling B, dan dicampurkan dalam tabung reaksi hingga homogen (untuk pemeriksaan tiga sampel)
·         Dipipet masing-masing 1 ml larutan tersebut ke dalam tiga tabung reaksi
·         Ditambahkan masing-masing 0,5 ml sampel urine ke dalam tiga tabung reaksi tersebut
·         Ketiga tabung dipanaskan di atas api bunsen hingga mendidih
·         setelah dingin, diamati perubahan warna yang terjadi pada ketiga tabung.
e.      Interpretasi :
·         (-)               : warna biru / hijau keruh
·         (+)                          : larutan keruh dan hijau agak kuning
·         (++)           : kuning kehijauan dengan endapan kuning
·         (+++)         : kuning kemerahan dengan endapan kuning merah
·         (++++)        :  merah jingga sampai merah bata

III.             Pembahasan
Urin atau air seni adalah cairan yng diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, dan akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial (Chernecky and Berger, 2008).
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya. (Chernecky and Berger, 2008).
Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat. Pemeriksaan terhadap adanya glukosa dalam urine termasuk pemeriksaan penyaring. Untuk menyatakan keberadaan suatu glukosa, dapat dilakukan dengan cara yang berbeda- beda. Cara yang tidak spesifik dapat dilakukan dengan menggunakan suatu zat dalam reagen yang berubah sifat dan warnanya jika direduksi oleh glukosa. Diantaranya adalah penggunaan reagen fehling yang dapat dipakai untuk menyatakan adanya reduksi yang mengandung garam cupri. Sedangkan pembuktian glukosuria secara spesifik dapat dilakukan dengan menggunakan enzim glukosa oxidase (Prasetya, 2011).
Tes glukosa urin dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi, dikerjakan dengan menggunakan fehling, benedict, dan clinitest. Ketiga jenis tes ini dapat digolongkan dalam jenis pemeriksaan semi-kuantitatif. Sedangkan tes glukosa dengan reaksi enzimatik dilakukan dengan metode carik celup yang tergolong dalam pemeriksaan semi-kuantitatif dan kuantitatif (Subawa.2010). Pereaksi fehling terdiri dari dua bagian, yaitu fehling A dan fehling B. Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereaksi fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO (Anonim, 2010).
Dalam pemeriksaan reduksi / glukosa urine banyak reagen akan dipilih, namun reagen yang mengandung garam cupri yang paling baik untuk menyatakan adanya zat – zat reduksi dalam urine. Hal ini dikarenakan adanya zat reduktor akan meruduksi Cupri Sulfat ( CuSO4 ) dan Cupro Oksida  Cu2O), Cupro oksida yang terbentuk akan menimbulkan warna dari hijau samapai merah bata.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan reduksi, yaitu : metode benedict banyak digunakan di laboratorium klinik bila dibandingkan dengan metode fehling, hal ini disebabkan :
1.      Kadar asam urat dan kreatinin yang tinggi tidak dapat mereduksi benedict, tetapi dapat mereduksi reagen fehling.
2.      Pada benedict hanya menggunakan 1 macam reagen sedangkan metode fehling menggunakan 2 macam reagen.
3.      Reaksi benedict lebih sensitive dibandingkan dengan fehling.
4.      Reaksi benedict dapat digunakan untuk menaksirkan kadar glukosa secara kasar.
5.      Pemakaian bahan urine sedikit.
Dalam pemeriksaan reduksi pengawet yang paling baik adalah NaF ( Natrium  Florida ) karena pengawet ini mampu mencegah terjadinya glikolisis yaitu perombakan glukosa menjadi asam pyruvat dan asam laktat, dimana keadaan ini bisa menyebabkan hasil (-) palsu. Sedangkan urine yang terbaik yaitu Urine prospandial ( urine 1,5 – 3 jam setelah makan ), karena diperkirakan pada urine ini akan banyak mengandung glukosa.

Sumber :
http://lailanihikari.wordpress.com/category/analis-kesehatan/kimia-klinik/
http://smart-fresh.blogspot.com/2012/06/tes-glukosa-urine-fehling-benedict.html
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Klinik ( Urinalisa Rutin ) Sekolah Menengah Analis Kesehatan Nasional Surakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar