ü
DEFENISI
Tes
Widal merupakan suatu uji serum darah yang memakai prinsip reaksi aglutinasi
untuk mendiagnosa demam typhoid. Dengan kata lain tes ini merupakan tes
serologi yang digunakan untuk mendeteksi demam typhoid.
ü PRINSIP
Reaksi
aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur dengan suspense antigen
Salmonella typhosa. Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi reaksi
aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Antigen yang digunakan pada
tes widal ini berasal dari suspense salmonella yang sudah dimatikan dan diolah
dalam laboratorium. Dengan jalan mengencerkan serum, maka kadar anti dapat
ditentukan. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan reaksi aglutinasi
menunjukkan titer antibodi dalam serum.
ü TEKNIK PEMERIKSAAN UJI WIDAL ADA 2 METODE
YAITU :
1.
uji hapusan/ peluncuran (slide test) →membutuhkan waktu inkubasi 1 menit saja
yang biasanya digunakan dalam prosedur penapisan.
2. uji tabung (tube test) → membutuhkan waktu inkubasi semalam karena
membutuhkan teknik yang lebih rumit.
ü Pada pemeriksaan uji widal dikenal beberapa antigen yang dipakai sebagai
parameter penilaian hasil uji Widal. Berikut ini penjelasan macam antigen
tersebut :
- Antigen O
Antigen O merupakan somatik yang terletak di lapisan luar tubuh kuman.
Struktur kimianya terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap
pemanasan 100°C selama 2–5 jam, alkohol dan asam yang encer.
·
Antigen H
Antigen H merupakan antigen yang terletak di flagela, fimbriae atau fili S. typhi dan berstruktur kimia protein. S. typhi mempunyai antigen H phase-1 tunggal yang juga dimiliki beberapa Salmonella lain. Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60°C dan pada pemberian alkohol atau asam.
·
Antigen Vi
Antigen Vi terletak di lapisan terluar S. typhi (kapsul) yang melindungi kuman dari fagositosis dengan struktur kimia glikolipid, akan rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada suhu 60°C, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen ini digunakan untuk mengetahui adanya karier.
·
OuterMembrane Protein (OMP
Antigen OMP S typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak di luar membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap lingkungan sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu protein porin dan protein nonporin. Porin merupakan komponen utama OMP, terdiri atas protein OMP C, OMP D, OMP F dan merupakan saluran hidrofilik yang berfungsi untuk difusi solut dengan BM < 6000. Sifatnya resisten terhadap proteolisis dan denaturasi pada suhu 85–100°C. Protein nonporin terdiri atas protein OMP A, protein a dan lipoprotein, bersifat sensitif terhadap protease, tetapi fungsinya masih belum diketahui dengan jelas. Beberapa peneliti menemukan antigen OMP S typhi yang sangat spesifik yaitu antigen protein 50 kDa/52 kDa.
Menurut beberapa peneliti uji
widal yang menggunakan antigen yang dibuat dari jenis strain kuman asal daerah
endemis (local) memberikan sensitivitas dan spesifitas yang lebih tinggi
daripada bila dipakai antigen yang berasal dari strain kuman asal luar daerah
enddemis (import). Walaupun begitu, menurut suatu penelitian yang mengukur
kemampuan Uji Tabung Widal menggunakan antigen import dan antigen local,
terdapat korelasi yang bermakna antara antigen local dengan antigen S.typhi O
dan H import, sehingga bisa dipertimbangkan antigen import untuk dipakai di
laboratorium yang tidak dapat memproduksi antigen sendiri untuk membantu
menegakkan diagnosis demam typhoid.
ü INTERPRETASI HASIL : Faktor
yang harus diperhatikan saat uji widal, antara lain :
ËSensitivitas
ËSpesifitas
ËStadium penyakit
ËFaktor penderita(status imunitas &status
gizi yang dapat mempengaruhi pembentukan antibodi)
Ë Saat pengambilan specimen
Ë Gambaran imunologis dari masyarakat
setempat (daerah endemis atau nonendemis)
Ë Faktor antigen
Ë Teknik
Ë Reagen yang digunakan.
Peran widal dalam diagnosis demam tifoid sampai saat
ini masih kontroversial karena sensitivitas, spesifisitas dan nilai ramalnya
sangat bervariasi tergantung daerah geografis. Pemeriksaan widal mendeteksi
antibodi aglutinasi terhadap antigen O dan H. Biasanya antibodi O muncul pada
hari ke 6-8 dan H pada hari 10-12 setelah onset penyakit. Pemeriksaan pada fase
akut harus disertai dengan pemeriksaan kedua pada masa konvalesens. Hasil
negatif palsu pemeriksaan widal bisa mencapai 30%. Hal ini disebabkan karena
pengaruh terapi antibiotik sebelumnya. Spesifisitas pemeriksaan widal kurang
begitu baik karena serotype Salmonella yang lain juga memiliki antigen O dan H.
Epitop Salmonella typhi juga bereaksi silang dengan enterobacteriaceae lain
sehingga menyebabkan hasil positif palsu. Hasil positif palsu juga dapat
terjadi pada kondisi klinis yang lain misalnya malaria, typhus bacteremia yang
disebabkan oleh organisme lain dan juga sirosis.
ü Hasil uji
widal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat memberikan hasil
positif palsu atau negatif palsu.
v Hasil
positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor, sbb :
·
pernah mendapatkan vaksinasi
·
reaksi silang dengan spesies lain
(Enterobacteriaceae sp),
·
reaksi anamnestik (pernah sakit), dan
·
adanya faktor rheumatoid (RF).
v Hasil
negatif palsu disebabkan oleh faktor-faktor, sbb :
· penderita
sudah mendapatkan terapi antibiotika
· waktu
pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit
· keadaan
umum pasien yang buruk, dan
· adanya
penyakit imunologik lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar