25 Jun 2014

TEST WIDAL


ü DEFENISI
Tes Widal merupakan suatu uji serum darah yang memakai prinsip reaksi aglutinasi untuk mendiagnosa demam typhoid. Dengan kata lain tes ini merupakan tes serologi yang digunakan untuk mendeteksi demam typhoid.

ü PRINSIP
Reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur dengan suspense antigen Salmonella typhosa. Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Antigen yang digunakan pada tes widal ini berasal dari suspense salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam laboratorium. Dengan jalan mengencerkan serum, maka kadar anti dapat ditentukan. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan reaksi aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum.

ü TEKNIK PEMERIKSAAN UJI WIDAL ADA 2 METODE YAITU :
1. uji hapusan/ peluncuran (slide test)  membutuhkan waktu inkubasi 1 menit saja yang biasanya digunakan dalam prosedur penapisan.
2. uji tabung (tube test) membutuhkan waktu inkubasi semalam karena membutuhkan teknik yang lebih rumit. 

ü Pada pemeriksaan uji widal dikenal beberapa antigen yang dipakai sebagai parameter penilaian hasil uji Widal. Berikut ini penjelasan macam antigen tersebut :
    • Antigen O
Antigen O merupakan somatik yang terletak di lapisan luar tubuh kuman. Struktur kimianya terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemanasan 100°C selama 2–5 jam, alkohol dan asam yang encer.
·           Antigen H

Antigen H merupakan antigen yang terletak di flagela, fimbriae atau fili S. typhi dan berstruktur kimia protein. S. typhi mempunyai antigen H phase-1 tunggal yang juga dimiliki beberapa Salmonella lain. Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60°C dan pada pemberian alkohol atau asam.
·           Antigen Vi

Antigen Vi terletak di lapisan terluar S. typhi (kapsul) yang melindungi kuman dari fagositosis dengan struktur kimia glikolipid, akan rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada suhu 60°C, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen ini digunakan untuk mengetahui adanya karier.
·         OuterMembrane Protein (OMP

Antigen OMP S typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak di luar membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap lingkungan sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu protein porin dan protein nonporin. Porin merupakan komponen utama OMP, terdiri atas protein OMP C, OMP D, OMP F dan merupakan saluran hidrofilik yang berfungsi untuk difusi solut dengan BM < 6000. Sifatnya resisten terhadap proteolisis dan denaturasi pada suhu 85–100°C. Protein nonporin terdiri atas protein OMP A, protein a dan lipoprotein, bersifat sensitif terhadap protease, tetapi fungsinya masih belum diketahui dengan jelas. Beberapa peneliti menemukan antigen OMP S typhi yang sangat spesifik yaitu antigen protein 50 kDa/52 kDa.


Menurut beberapa peneliti uji widal yang menggunakan antigen yang dibuat dari jenis strain kuman asal daerah endemis (local) memberikan sensitivitas dan spesifitas yang lebih tinggi daripada bila dipakai antigen yang berasal dari strain kuman asal luar daerah enddemis (import). Walaupun begitu, menurut suatu penelitian yang mengukur kemampuan Uji Tabung Widal menggunakan antigen import dan antigen local, terdapat korelasi yang bermakna antara antigen local dengan antigen S.typhi O dan H import, sehingga bisa dipertimbangkan antigen import untuk dipakai di laboratorium yang tidak dapat memproduksi antigen sendiri untuk membantu menegakkan diagnosis demam typhoid.

ü INTERPRETASI HASIL : Faktor yang harus diperhatikan saat uji widal, antara lain :
ËSensitivitas
ËSpesifitas
ËStadium penyakit
ËFaktor penderita(status imunitas &status gizi yang dapat mempengaruhi pembentukan antibodi)
Ë Saat pengambilan specimen
Ë Gambaran imunologis dari masyarakat setempat (daerah endemis atau nonendemis)
Ë Faktor antigen
Ë Teknik
Ë Reagen yang digunakan.

Peran widal dalam diagnosis demam tifoid sampai saat ini masih kontroversial karena sensitivitas, spesifisitas dan nilai ramalnya sangat bervariasi tergantung daerah geografis. Pemeriksaan widal mendeteksi antibodi aglutinasi terhadap antigen O dan H. Biasanya antibodi O muncul pada hari ke 6-8 dan H pada hari 10-12 setelah onset penyakit. Pemeriksaan pada fase akut harus disertai dengan pemeriksaan kedua pada masa konvalesens. Hasil negatif palsu pemeriksaan widal bisa mencapai 30%. Hal ini disebabkan karena pengaruh terapi antibiotik sebelumnya. Spesifisitas pemeriksaan widal kurang begitu baik karena serotype Salmonella yang lain juga memiliki antigen O dan H. Epitop Salmonella typhi juga bereaksi silang dengan enterobacteriaceae lain sehingga menyebabkan hasil positif palsu. Hasil positif palsu juga dapat terjadi pada kondisi klinis yang lain misalnya malaria, typhus bacteremia yang disebabkan oleh organisme lain dan juga sirosis.

ü Hasil uji widal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.
v  Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor, sbb :
·         pernah mendapatkan vaksinasi
·         reaksi silang dengan spesies lain (Enterobacteriaceae sp),
·         reaksi anamnestik (pernah sakit), dan
·         adanya faktor rheumatoid (RF).
v  Hasil negatif palsu disebabkan oleh faktor-faktor, sbb :
·      penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika
·      waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit
·      keadaan umum pasien yang buruk, dan
·      adanya penyakit imunologik lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar